Meitri Dorong Penyusunan Peta Jalan Transisi Energi yang Komprehensif
Anggota DPR RI Meitri Citra Wardani (kanan) saat menghadiri Pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di Senayan, Minggu (20/10/2024). Foto: Farhan/vel
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota DPR RI Meitri Citra Wardani menyatakan komitmen Presiden RI Prabowo Subianto mencapai swasembada energi adalah langkah penting untuk mewujudkan ketahanan nasional. Mempertimbangkan situasi geopolitik global yang dinamis belakangan ini, swasembada energi menurutnya bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan.
“Konflik di timur tengah dan di barat (Ukraina-Rusia) yang berkepanjangan menimbulkan fluktuasi harga minyak dunia yang sulit terkendali. Hal ini membuat setiap negara produsen minyak mulai mengamankan persediaannya masing-masing dan berlomba-lomba mengembangkan inovasi untuk kepentingan nasionalnya,” paparnya usai menghadiri Pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di Senayan, Minggu (20/10/2024).
Politisi PKS ini mencermati perubahan strategi ekonomi yang dilakukan oleh sejumlah negara penghasil minyak. Misalnya bagaimana Arab Saudi saat ini berupaya mengurangi ketergantungannya pada minyak bumi lewat kebijakan diversifikasi ekonomi.
“Melalui Visi 2030, Arab Saudi berambisi untuk meningkatkan kontribusi sektor non-minyak, salah satunya lewat pariwisata, dengan target mengurangi pendapatan dari sektor minyak bumi sekitar 75% pada tahun 2030,” jelasnya.
Anggota DPR RI Dapil Jatim VIII ini menyatakan perhatian Prabowo terhadap swasembada energi mencerminkan kesiapan pemerintahannya menghadapi tantangan global.
“Perlu dipertimbangkan kembali tingkat ketergantungan kita terhadap impor energi. Risiko terganggunya rantai pasokan, fluktuasi harga energi global, hingga risiko intervensi asing terhadap kebijakan dalam negeri adalah bahaya yang akan selalu menghantui sepanjang kita belum mencapai kemandirian energi,” katanya.
Untuk itu, ia mendorong pemerintah yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto segera menyusun peta jalan transisi energi yang komprehensif dan realistis, didukung dengan komitmen politik yang kuat dari semua pemangku kepentingan.
"Dengan besarnya potensi energi terbarukan, ditambah semakin menipisnya cadangan energi fosil kita yang diprediksi habis dalam 13 tahun ke depan, maka akselerasi menuju transisi energi terbarukan menjadi langkah yang tidak bisa ditunda-tunda. Kendati realisasi bauran energi baru dan terbarukan (EBT) sampai dengan semester I/2024 baru mencapai 13,93%, saya optimis dengan adanya political will yang kuat dari Presiden terpilih Prabowo Subianto, kita mampu mencapai target yang telah ditetapkan dalam Kebijakan Energi Nasional, yakni sebesar 23% pada tahun 2025,” terangnya.
Meitri menambahkan, besarnya potensi sumber daya energi terbarukan di Indonesia yang berasal dari tenaga surya, angin, panas bumi, air, hingga biomassa perlu didorong agar bisa dimanfaatkan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan energi domestik dan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil yang berdampak negatif terhadap lingkungan.
“Untuk itu, semua visi swasembada energi tersebut perlu ditunjang lewat dukungan kuat terhadap riset di bidang energi terbarukan dan pengembangan teknologi, kemudahan investasi dan insentif untuk setiap proyek energi terbarukan, kepastian hukum, pemerintahan yang bersih, serta kolaborasi lintas sektor,” ucapnya.
Lebih lanjut, Meitri mengungkapkan swasembada energi bukan semata mengamankan pasokan energi domestik, tetapi juga sebagai modal kekuatan bagi Indonesia agar dapat memainkan peran lebih dominan pada percaturan politik global.
“Kemandirian di bidang energi membuat sikap dan pandangan Indonesia di kancah Internasional akan diperhitungkan. Utamanya, dalam dialog dan kerjasama internasional terkait isu energi dan perubahan iklim yang menjadi keprihatinan global saat ini. Jika hal ini mampu ditunaikan dengan baik, saya optimis Indonesia berpotensi memimpin aliansi global dalam menanggulangi dampak perubahan iklim," tandasnya. (bia/aha)